Jaga Keamanan Pangan Kota Bandung dengan Mini Lab Food Security

By Abdi Satria


nusakini.com-Bandung-Keamanan pangan menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan masyarakat, karena selama ini pangan yang dikonsumsi masyarakat belum sepenuhnya diawasi dengan baik. Melihat hal tersebut, Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung membuat Inovasi Mini Lab Food Security di pasar modern dan pasar tradisional untuk memfilter pangan yang akan dibeli konsumen sehingga terjaga kemurniannya. 

"Melalui pemeriksaan Mini Lab Security, bahan pangan di delapan holding company pasar modern dan 33 pasar tradisional di Kota Bandung bisa kita jamin keamanannya serta dalam waktu yang singkat, konsumen bisa mengetahui kandungan yang ada di dalam bahan makanan,” ujar Walikota Bandung Oded Muhammad Danial saat presentasi dan wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2020 di Kantor Kementerian PANRB beberapa waktu lalu. 

Oded menjelaskan bahwa Kota Bandung merupakan daerah pemasaran produk pangan segar terbesar di Jawa Barat. Sekitar 95-96 persen pangan segarnya didatangkan dari luar wilayah Kota Bandung, sehingga membutuhkan pengawasan dan pemeriksaan yang lebih intensif terutama dalam hal keamanan pangan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat Kota Bandung. 

Mini Lab Food Security merupakan tempat pemeriksaan percobaan dan pelatihan dengan menggunakan peralatan dan bahan kimia untuk menguji keamanan pangan segar seperti daging, susu, telur, beras, ikan, sayuran dan buah-buahan dengan skala kecil. Pemeriksaan ini dilakukan dengan sederhana dan cepat.

"Dengan adanya inovasi ini, pengawasan keamanan pangan segar di Kota Bandung dapat terlaksana sekaligus informasi keamanan pangan dapat cepat terpublikasikan, sehingga pedagang maupun masyarakat merasa nyaman dan terlindungi,” ujarnya. 

Oded menuturkan saat ini Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung telah memberikan pembinaan dan pendampingan kepada para petugas Mini Lab di pasar, sehingga pengujian bisa dilakukan sendiri di masing-masing pasar dan dilakukan secara berkala. 

Dalam pemeriksaan di Mini Lab Security, menggunakan tujuh macam rapid test (tes cepat) yaitu uji klorin (pemutih) pada beras, residu pestisida pada sayuran dan buah, durante test (uji ayam bangkai) pada ayam, halal test (pork detection kit) pada daging sapi, perokside test pada kulit dan bagian lain dari sapi, borax test pada daging dan ikan, serta formaline test pada ikan dan buah. 

Ia mengatakan hasil dari pemeriksaan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi bernama e-Wasmut. E-wasmut merupakan pengawasan mutu yang hasilnya bukan hanya terdokumentasi secara rapi namun juga terpublikasikan. Aplikasi ini berfungsi sebagai pelaporan petugas Mini Lab Food Security dan penyampaian informasi kegiatan pemeriksaan keamanan pangan segar di Kota Bandung. 

“Kemudian dari situ pelaporan hasil sebagai kinerja pemerintah termasuk publik bisa lihat dari hasil pemeriksaan lanjutan itu. Kita punya aplikasi e-Wasmut. Jadi satu paket pemeriksaan dilakukan pengawasan ini dianggap jadi satu inovasi,” jelasnya.

Oded juga mengungkapkan, pihaknya telah memiliki satuan tugas (Satgas) pemeriksa pangan yang siap terjun ke lapangan. Tim ini berbekal sebuah mobil berisi Mini Lab Mobile serta 5 unit sepeda motor untuk memudahkan pergerakan dan mempercepat respon temuan di lapangan. 

“Setiap saat melakukan dan memastikan bahwa pangan yang beredar aman. Kadang kita membeli sampel, seperti kasus jamur enoki. Kita langsung periksa,” pungkasnya 

Maka dari itu, lanjutnya, adanya Mini Lab Food Security diharapkan masyarakat Kota Bandung selaku konsumen merasa aman dan nyaman untuk mengkonsumsi pangan segar seperti daging, beras, ikan, telur, susu, sayuran, dan buah buahan, baik yg dipasarkan di pasar modern maupun pasar tradisional.(p/ab)